Sudah lama sekali tidak menulis.. waktu terlewati begitu saja tanpa menyapa para pembaca. Kalo ada yang baca.. hehe
Dalam kurun waktu beberapa tahun ini banyak sekali dinamika hidup yg harus saya lalui. Susah sedih senang gembira datang silih berganti. Tapi Kali ini sy mau berbagi pengalaman menyenangkan saja rea reo (jalan jalan) ke singapura dan malaysia beberapa bulan kemarin. Alhamdulillah sekarang sy ada rejeki dan waktu yang cukup untuk melakukan banyak hal diluar pekerjaan rutin. Karena itu kemarin sy putuskan untuk jalan-jalan ke negeri seberang bersama seorang teman.
Sebelum melakukan perjalan, sy cari-cari referensi dulu dari teman-teman dan internet tentunya. Bagaiman cara mencari tiket murah, bagaimana tata cara hidup di sana, tempat mana saja yg layak untuk dikunjungi, dan masalah akomodasi transportasi. Terutama untuk singapura. Sebelumnya sy pernah ke malaysia di tahun 2010. Sehingga sy tidak terlalu khawatir saat di malaysia. Bagi anda yang ingin melancong juga ada baiknya membaca baca blog macam ini terlebih dahulu agar waktu anda disana tidak terbuang percuma.
Perjalanan sy awali ke singapura menggunakan maskapai jetstar. Sy beli tiketnya 250 rb (lebih murah drpd tiket jkt-sby) dari jakarta ke changi. Harga tiket ini termasuk murah sekali dengan catatan kita hanya bisa membawa satu paket (tas atau koper) ke kabin. Untuk penggunaan fasilitas bagasi, akan dikenakan tarif tambahan, sehingga kita harus atur jumlah barang yg kita bawa agar dapat dibawa ke kabin semuanya. Saya dan teman sy menggunakan peswat yg berbeda karena teman sy berangkat dr jogja sdgkn sy dari jakarta. Teman sy menggunakan maskapai lion air dgn tarif sekitar 700rb an.
Sesampainya di changi kami cukup kerepotan karena tiba dengan peswat dan waktu yang berbeda. Waktu itu sy agak bingung karena tidak mengerti changi dan sistemnya seperti apa, sementara sy harus mencari teman sy. Untungnya saat itu hp bisa terhubung dgn wifi sehingga bisa mengakses whats up dan bbm. Selain itu saya juga bertanya pada petugas bandara mengenai kedatangan peswat. Jetstar landing di terminal 1, sedangkan lion air lamding di terminal 3. Untk mencapai masing2 terminal kita dapat berjalan kaki didalam terminal atau menggunakan monorail gratis yg menghubungkan antar terminal. Monorail ini memiliki jadwal keberangakatan pasti tiap beberapa menit. Bandingkan dengan kondisi *mohon maaf, bandara soekarno hatta dengan fasilitas bus kuning sebagai penghubung antar terminal. Sangat jauh jika ditinjau dari segi ketepatan waktu. Hehe
Setelah bertemu kemudian kami keluar lewat terminal 2 menuju dhobi gaut dengan MRT. Jangan lupa sebelum meninggalkan bandara ambil peta yg disediakan gratis. Kami menginap di Mitra Bacpacker Inn yang berjarak sekitar 400 m dr stasiun dhoby gaut yang kami booking via hostelbookers.com. Tarifnya 18 euro per malam per kepala untuk kamar dengan 4 ranjang. Sekitar 250 rb.. cukup mahal untuk penginapan yang payah itu.. hahaha.. Jadi model penginapan ini adalah satu kamar bersama dengan 4, 6 atau 8 ranjang per kamar tergantung tipenya. Dalam satu kamar kita harus berbagi dengan penyewa lain. Untuk harga senilai itu, sebenarnya sy rasa penginapan ini masih kurang nyaman jika dibandingkan dengan penginapan indonesia dan malaysia. Tapi, ya ini lah singapura.. kota yg mahal.. Namun Banyak juga orang indonesia yang menginap di sini. Sy bertemu beberapa keluarga dr indonesia disini dan sempat ngobrol sebentar sekedarbasa basi. Penjaga lobinya seorang keturunan india. Kata dia wajah saya familiar.. hahaha.. mgkn sy mirip india gara gara kulit yg agak gelap. Saya menginap disini selama 2 malam.
Dua hari putar-putar di singapur cukup melelahkan. Sesuai arahan dari blog-blog di internet ada beberapa tempat yang harus dikunjungi. Pulau sentosa, china town, orchard road, marina bay, merlion dan kota singapur itu sendiri tentunya. Masing-masing tempat nanti akan sy coba bahas terpisah. Kalo ada waktu.. hehe.. ini sy coba bercerita secara global saja.
Kota singapur adalah kota modern yang sangat teratur. Kenapa.. krn menurut sy adalah aturan yg diberlakukan secara ketat kepada setiap warga tanpa pandang bulu. Bahkan digambarkan dalam kaos-kaos yang dijual sbg cinderamata, singapoore is fine city, katanya.. singapur adalah kota denda. Meludah di denda, merokok sembarangan denda, buang sampah sembarangan denda, makan dan minum di stasiun denda, dan banyak lagi dengan nominal yang sangat besar. Sy lupa tepatnya.. hehe. Tapi dengan model peraturan seperti itu memang menjadikan tingkat keteraturan kota sangat sangat baik. Bahkan untuk menyeberang jalan yang sepi pun orang2 dengan patuh hanya menyeberang pada zebracross dan dgn sabar menunggu lampu penyeberangan menyala hijau. Hebat kan.. bandingkan dengan di negara kita, pagar pun diloncati kalau bisa.. hahaha.. Hal ini juga yg membuat sy sangat bersukur dilahirkan di Indoneaia. Kita g perlu seterikat itu dengan aturan. Banyak fleksibilitas dalam peraturan-peraturan sehari hari. Dan itu sudah menjadi kebiasaan yg dimaklumi oleh khalayak umum.
Ada dua moda transportasi utama yg ada di sana yaitu bis dan subway. Agar lebih murah dan mudah dalam ber wira wiri, ada baiknya membeli kartu (entah apa namanya) tiket utk naik bis atau subway yang terusan. Tiket ini bisa dipakai utk subway dan bis berulang2 hingga saldonya habis. Karena untuk naik bis anda harus punya koin utk pembayaran. Jadi akan cukup kerepotan jika kita tidak memiliki uang recehan. Saya hanya dua kali naik bis dikarenakan keterbatasan uang koin. Yang pertama adalah bis dalam kota. Yang kedua adalah bis antar kota yang sy naiki saat mau menuju malaysia.
Bis dalam kota di singapura sebenarnya biasa biasa saja. Mirip denga bis bandara atau busway. Cuma yg membedakan adalah jumlah penumpang yang diangkut. Tidak sebanyak isi busway dijakarta. Bis hanya mengangkut sesuai kapasitas tempat duduk. Sangat mudah melakukan perjalanan putar putar kota dengan moda transportasi ini. Yang kita perlukan adalah melihat peta sebelum naik agar kita dapat memastikan kita menaiki bis dengan jurusan yang benar, serta nantinya turun di halte yang benar. Yang lebih sulit adalah naik bis antar kota. Karena tidak ada peta yang menunjukkan tempat kita turun. Saat itu saya naik dari stasiun monorail (lupa namanya), menuju stasiun kereta ke malaysia. Saya hanya berbekal iformasi dari tanya sanya tanya sini tanpa tau harus turun di halte mana karena sy pikir halte bis ada di dalam stasiun tujuan kita. Ternyata tidak. Bahkan nama halte dan nama stasiunnya berbeda. Hanya berbekal nomor bis dengan tujuan akhirnya. Di dalam bis sempat bertanya sama anak2 kecil yang pulang sekolah, eh mereka malah tidak tahu tempat tujuan kita. Beruntung ada ibuk2 yg menjelaskan bahwa sy telah berada di bis yg benar. Sayangnya ibuknya turun duluan, jadi sewaktu akan turun di halte tujuan kita hanya berbekal feeling. Untungnya kok benar. Haha. Jadi saran saya cari informasi sedetilnya lebih dulu sebelum naik bis.
Sedangkan untuk naik subway akan lebih mudah karena sistem tiketting yg bagus. Ada mesin penjual tiket otomatis yang tersebar di penjuru stasiun. Yang harus diperhatikan sekali lagi adalah melihat peta sebelum membeli tiket dan pastikan kita berada di halte yang benar. Halte subway tersebar di seluruh penjuru kota. Jaringan subway di kota memang sangat hebat. Kalo sya hitung mungkin ada 3 tingkat jaringan yg saling terhubung. Saya heran gimana ya caranya membangun jaringan bawah tanah seperti itu.
Di singapura kita tidak perlu khawatir jika bahasa inggris kita grotal gratul. Santai saja karena banyak yg bisa bahasa melayu. Jadi org di singapur sy bagi menjadi tiga. Orang cina, melayu, dan india. Untuk berbicara dengan orang india kita memang harus berbahasa inggris. Tapi orang cina dan melayu disana jumlahnya cukup banyak dan kebanyakan berbahasa melayu sebagai bahasa kesehariannya. Banyak pula diantaranya yang muslim. Kehidupan orang2 disana sangatlah sibuk. Rasanya semua orang berjalan dengan kecepatan penuh 20km/jam. Hanya saya yg berjalan santai sambil tolah toleh. Haha. Escalator saja ada lajur untuk mendahului. Kita hanya diperbolehkan diam di lajur kiri eskalator, sementara lajur kanan untuk mendahului. Di dalam subway juga yang terlihat hanya orang yg diam. Masing2 sibuk dengan gadget masing masing, dengan alunan musik dr earphone. Sangat sedikit interaksi antar mahluk dalam subway. Apa enaknya hidup macam itu. Sekali lagi sy bersukur dilahirkan di indo.
Hal yg penting lain adalah solat. Sebaiknya rencanakan waktu solat kita disana. Karena jumlah masjid atau musola tidak banyak. Jadi sebisanya atur perjalanan kita, lihat peta dan cari tau letak masjid supaya kita sempatkan mampir di masjid. Tidak banyak alunan adzan seperti yg ada di indo. Bersukur lagi jadi warga indo.
Yang terakhir dari singapur adalah makanan. Karena disini adalah multi etnis, jd susah juga cari yang halal. Jadi y gpp sekali2 makan haram utk mempertahankan hidup. Hahaha.. astaghfirlah..
Cari tempat makan yg berlabel halal. Biasanya yg penjualnya orang melayu. Klo yg jual org cina banyak yg mengandung babi. Kalo yg jual orang india, klo sy g mau makan. Krn lidah saya g cocok dgn makanan india. Agak hambar menurut sy. Haha.
0 komentar: